Setiap jamaah umrah pasti ingin menapaki jejak kenabian. Salah satunya dengan mendaki ke Gua Hira, tempat turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah ﷺ. Di sanalah, dalam keheningan puncak Jabal Nur, wahyu pertama “Iqra’” disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Namun kenyataannya, perjalanan menuju Gua Hira tidak mudah. Medannya terjal, suhu Makkah bisa mencapai lebih dari 40°C, dan pendaki harus menapaki lebih dari 600 anak tangga di lereng batu yang curam. Banyak jamaah akhirnya hanya bisa memandang dari bawah gunung, menahan rindu untuk sekadar menyentuh batu bersejarah itu.

Lalu, muncul pertanyaan: Kalau tak kuat mendaki, apakah berarti tak bisa merasakan momen spiritual itu?

Jawabannya: bisa. Karena kini telah hadir Museum Al Wahyu, yang menghadirkan Replika Gua Hira dengan suasana dan sensasi yang begitu nyata.

Sekilas Tentang Gua Hira, Saksi Turunnya Wahyu Pertama

Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, sekitar 5 km dari Masjidil Haram. Di tempat inilah Nabi Muhammad ﷺ sering menyendiri untuk beribadah dan merenung, jauh dari hiruk pikuk Makkah yang kala itu penuh penyembahan berhala.

Pada usia 40 tahun, di bulan Ramadan, turunlah wahyu pertama — Surat Al-‘Alaq ayat 1–5:

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”

Peristiwa ini menjadi awal kerasulan dan tonggak sejarah Islam. Gua Hira bukan sekadar tempat merenung, tapi simbol ilmu, cahaya, dan kebenaran.

Museum Al Wahyu – Perpaduan Sejarah dan Teknologi

Museum Al Wahyu terletak di kaki Jabal Nur, berdekatan dengan jalur menuju pendakian asli Gua Hira. Museum ini dibangun modern dan megah, namun tetap menghadirkan nuansa batuan alami khas gunung tersebut.


Konsepnya bukan sekadar pameran sejarah, tetapi pengalaman spiritual yang imersif. Di dalamnya, pengunjung diajak memahami perjalanan turunnya wahyu dengan cara yang lebih hidup, menggunakan teknologi multimedia, pencahayaan sinematik, dan efek suara alam.


Museum ini dikelola dengan sangat rapi oleh otoritas Arab Saudi, sebagai bagian dari proyek “Vision 2030” yang juga berfokus pada pelestarian sejarah Islam dan pengembangan wisata religi di Makkah.

Daya Tarik Utama Museum Al Wahyu

1. Replika Gua Hira yang Realistis

Bagian paling menarik dari museum ini tentu saja replika Gua Hira. Bentuk, ukuran, dan tekstur bebatuannya dibuat menyerupai aslinya, lengkap dengan pencahayaan temaram dan suasana hening yang khusyuk.

Begitu masuk, pengunjung serasa benar-benar berada di gua tempat Rasulullah ﷺ menerima wahyu.

2. Galeri Wahyu dan Kisah Kenabian

Museum ini juga menampilkan kronologi turunnya wahyu dalam bentuk galeri tematik. Setiap sudutnya menceritakan kisah perjuangan Rasulullah ﷺ di Gua Hira, masa-masa dakwah di Makkah, hingga hijrah ke Madinah.

Semua disajikan dengan teknologi AR (augmented reality) dan diorama tiga dimensi, membuat pengunjung seolah berada di masa kenabian.

3. Koleksi Manuskrip dan Artefak

Terdapat koleksi replika mushaf kuno, peta penyebaran Islam, dan penjelasan edukatif tentang proses penulisan Al-Qur’an di masa awal.

4. Area Refleksi dan Edukasi Interaktif

Di akhir perjalanan, pengunjung akan memasuki ruang refleksi dengan cahaya lembut dan lantunan ayat Al-Qur’an.

5. Food Court dan Retail Area

Setelah berkeliling museum, pengunjung bisa beristirahat di area food court dan retail zone yang tertata rapi.

Beberapa spot menarik yang wajib dicoba:

  • 🍜 Toko Bakso Unta – sensasi kuliner unik khas Arab Saudi yang halal dan lezat, cocok untuk mengisi energi setelah berjalan-jalan.
  • 🥤 Toko Jus Buah Segar – tersedia berbagai varian jus lokal seperti delima, kurma, dan mangga Mekkah yang terkenal manis alami.
  • 🎁 Toko Oleh-Oleh – menjual aneka suvenir Islami, miniatur Gua Hira, kurma premium, parfum Arab, serta Al-Qur’an edisi khusus Museum Al Wahyu.

Area ini juga memiliki spot duduk outdoor dengan pemandangan Jabal Nur yang megah, menjadikannya tempat sempurna untuk melepas lelah sambil merenungi makna kunjungan spiritual tadi.

🧭 Tips Berkunjung ke Museum Al Wahyu

  • Waktu terbaik: pagi hari (08.00–11.00) atau sore menjelang maghrib.
  • Durasi kunjungan: sekitar 1–1,5 jam.
  • Lokasi: kaki Jabal Nur, sekitar 15 menit dari Masjidil Haram.
  • Etika kunjungan: berpakaian sopan, dan jangan lupa niatkan untuk tadabbur (merenungi makna).

Museum Al Wahyu sudah termasuk dalam paket city tour Munatour


Munatour adalah travel umroh dan haji khusus dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, menyediakan layanan private & premium.


Baca Juga :